Rabu, 03 Juni 2009

TiDAk LULuz


Sebanyak 19 SMA yang berada diberbagai daerah seperti Palembang, Gorontalo, Jawa Timur, NTB, Jawa Barat dan Bengkulu disinyalir para siswanya tidak lulus Ujian Nasional (UNAS) 100% . Adapun alasan ketidak lulusan mereka diduga melakukan kecurangan dengan mendapatkan kunci jawaban palsu sehingga mengakibatkan mayoritas jawaban para siswa tersebut salah total dan tidak sesuai kunci

Konsekuensi dari adanya ketidak lulusan para siswa yang mencapai 100% pada 19 SMA tersebut, ujian nasional yang telah dijalani dianggap batal dan sekolah-sekolah tersebut harus mengikuti ujian nasional ulang yang akan berlangsung pada tanggal 8 – 12 Juni 2009.

Seperti halnya yang terjadi pada salah satu sekolah di Madiun, yaitu SMAN Wungu, seluruh siswa yang mengikuti ujian nasional harus mengulang kembali, karena setelah dilakukan proses scanning lembar jawaban komputer, ada temuan pola jawaban yang sama dari seluruh siswa. Karenanya Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai lembaga penyelenggara ujian nasional memutuskan untuk melakukan ujian ulang.

Mengenai dilaksanakannya ujian ulang nasional terhadap 19 sekolah tersebut, anggota Komisi X DPR, Heri Akhmadi secara tegas menolak karena tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Heri Akhmadi juga mengatakan hal ini sangat aneh, karena bagi mereka yang melakukan kecurangan malah tidak dihukum, tetapi malah diberi ujian ulang, “Ini menunjukkan indikasi konspirasi dilingkungan pendidikan,” jelas Heri.

Hal serupa juga dikatakan oleh anggota Komisi X DPR FKB, Hamid Wahid Zaini, yang mengatakan bahwa pelaksanaan ujian ulang jelas tidak fair bagi siswa sekolah lain yang juga tidak lulus tetapi tidak melakukan kecurangan . Siswa yang tidak curang tetapi tidak lulus tidak diberi kesempatan ujian ulang, mengapa siswa yang terlibat kecurangan dan tidak lulus malah diberi fasilitas ujian ulang. ” Sebenarnya siapa yang melakukan kecurangan, pihak sekolah, pihak dinas pendidikan atau siapa ?” kata Hamid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar